Materi SMK ASEAN
ASEAN
Pengertian
ASEAN
ASEAN adalah singkatan dari Association
of Southeast Asia Nations atau dalam bahasa indonesia disebut dengan Perhimpunan
bangsa bangsa Asia Tenggara, merupakan organisasi geopolitik dan ekonomi yang
anggotanya dari negara negara di wilayah Asia Tenggara.
Sejarah
ASEAN
Pada tanggal 5 Agustus 1967 sampai dengan 8
Agustus 1967 lima negara-negara dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapura,
Malaysia, Filipina, dan Thailand mengadakan pertemuan (konferensi) di Bangkok.
Konferensi tersebut menghasilkan suatu persetujuan yang disebut Deklarasi
Bangkok pada 8 Agustus 1967. Sebab-sebab terbentuknya ASEAN adalah karena kelima
negara tersebut mengalami nasib yang sama, yaitu pernah dijajah oleh negara
lain, kecuali Thailand.
Latar Belakang Berdirinya ASEAN
Berdirinya ASEAN
didorong oleh beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
a. Faktor Intern (dari
dalam), yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-negara baru
di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki
persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk
mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b. Faktor Ekstern (dari luar), yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.
b. Faktor Ekstern (dari luar), yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.
Deklarasi Bangkok
Isi Deklarasi Bangkok
adalah sebagai berikut:
· Mempercepat pertumbuhan
ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
· Meningkatkan perdamaian
dan stabilitas regional
· Meningkatkan kerjasama
dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial,
teknik,ilmu pengetahuan, dan administrasi
· Memelihara kerjasama
yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional yang ada
· Meningkatkan kerjasama
untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara
Persetujuan Bangkok tanggal 8 Agustus 1967
tersebut bertujuan membentuk organisasi kerja sama antarnegara-negara Asia
Tenggara yang tidak bersifat politis dan militer. Organisasi kerja sama itu
disebut ASEAN, singkatan dari Association of South East Asian Nations
“Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA)”.
Persetujuan Bangkok 8 Agustus 1967
ditandatangani oleh lima menteri luar negeri negara peserta konferensi, yaitu
oleh :
1. H. Adam Malik, Menteri Luar
Negeri Negara Indonesia.
2. Tun Abdul
Razak, Menteri Luar Negeri Negara Malaysia.
3. S. Rajaratman, Menteri
Luar Negeri Negara Singapura.
4. Narcisco
Ramos, Menteri Luar Negeri Negara Filipina.
5. Thanat Khoman, Menteri
Luar Negeri Negara Thailand.
Tujuan ASEAN
Tujuan didirikan ASEAN seperti yang tercantum
dalam Persetujuan Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 secara rinci adalah sebagai
berikut.
1. Mempercepat pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan sosial budaya di Asia Tenggara.
2. Memajukan perdamaian dan
stabilitas regional.
3. Memajukan kerja sama dan
saling membantu kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek).
4. Memajukan kerja sama di
bidang pertanian, industri, perdagangan, pengangkutan, dan komunikasi.
5. Memajukan penelitian
bersama mengenai masalah-masalah Asia Tenggara.
6. Memelihara kerja sama yang
lebih erat dengan organisasi-organisasi internasional dan regional.
Prinsip
Utama ASEAN
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah
sebagai berikut:
1.
Menghormati kemerdekaan,
kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional
setiap negara
2.
Hak untuk setiap negara
untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau
koersi pihak luar
3.
Tidak mencampuri urusan
dalam negeri sesama negara anggota
4.
Penyelesaian perbedaan
atau perdebatan dengan damai
5.
Menolak penggunaan kekuatan
yang mematikan
6.
Kerjasama efektif antara
anggota
Anggota
ASEAN
Anggota ASEAN yang dulunya hanya lima negara di Asia tenggara, sekarang
telah menjadi sepuluh negara, yaitu sebagai berikut
·
Filipina negara pendiri
·
Indonesia negara pendiri
·
Malaysia negara pendiri
·
Singapura negara pendiri
·
Thailand negara pendiri
·
Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari
1984
·
Vietnam bergabung pada 28 Juli 1995
·
Laos bergabung pada 23 Juli 1997
·
Myanmar bergabung pada 23 Juli 1997
·
Kamboja bergabung pada 16 Desember 1998
Bisa dikatakan saat ini anggota ASEAN adalah hampir semua
negara wilayah Asia Tenggara, kecuali Timor Leste dan Papua Nugini.
Struktur Organisasi ASEAN
Untuk melaksanakan
maksud dan tujuan ASEAN, maka dibentuklah struktur organisasi ASEAN. Struktur
organisasi ini antara sebelum dan sesudah KTT I di Bali 1976 ada perbedaan.
a. Sebelum KTT I di Bali 1976 struktur organisasinya sebagai berikut:
(1) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (ASEAN Ministerial Meeting). Sidang Tahunan ini merupakan sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara bergilir di negara anggota.
(2) Standing committee, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam jangka waktu di antara sidang-sidang tahunan para Menteri Luar Negeri.
(3) Komisi-komisi Tetap (Permanent Committee), yang beranggotakan tenaga ahli serta pejabat pemerintah negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah memberikan rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan melaksanakan program tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang Tahunan Para Menteri.
(4) Komisi-Komisi Khusus (Ad Hoc Committee), yakni Komisi khusus di bentuk sesuai kebutuhan ASEAN.
(5) Sekretariat Nasional ASEAN (National Secretariats), yang bertugas untuk mengkoordinasi pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan para menteri ASEAN dan mempersiapkan agenda pertemuan Standing Comitte.
a. Sebelum KTT I di Bali 1976 struktur organisasinya sebagai berikut:
(1) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (ASEAN Ministerial Meeting). Sidang Tahunan ini merupakan sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara bergilir di negara anggota.
(2) Standing committee, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam jangka waktu di antara sidang-sidang tahunan para Menteri Luar Negeri.
(3) Komisi-komisi Tetap (Permanent Committee), yang beranggotakan tenaga ahli serta pejabat pemerintah negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah memberikan rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan melaksanakan program tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang Tahunan Para Menteri.
(4) Komisi-Komisi Khusus (Ad Hoc Committee), yakni Komisi khusus di bentuk sesuai kebutuhan ASEAN.
(5) Sekretariat Nasional ASEAN (National Secretariats), yang bertugas untuk mengkoordinasi pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan para menteri ASEAN dan mempersiapkan agenda pertemuan Standing Comitte.
b. Sesudah KTT I di Bali 1976 struktur organisasinya
sebagai berikut:
(1) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan ( Summit Meeting ).
(2) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
(3) Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi.
(4) Sidang para Menteri lainnya (Non- Ekonomi).
(5) Standing Committee.
(6) Komite-Komite.
(1) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan ( Summit Meeting ).
(2) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
(3) Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi.
(4) Sidang para Menteri lainnya (Non- Ekonomi).
(5) Standing Committee.
(6) Komite-Komite.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
a. KTT I di Bali (23 – 25
Februari 1976)
KTT I ASEAN ini dihadiri para pimpinan negara ASEAN. Dalam KTT I ini disepakati tentang perluasan kerja sama dengan kerja sama di bidang politik, pertahanan, keamanan, dan intelejen. Selain itu untuk menjamin stablitas dan keamanan kawasan dan intervensi asing maka dikeluarkan Declaration of ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN). Juga disepakati tentang Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in South East Asia), antara lain berisi tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara anggota. Juga dalam KTT I ini disetujui tentang pembentukan sekretariat ASEAN di Indonesia. HR. Dharsono dari Indonesia dipilih sebagai Sekjen ASEAN Pertama.
KTT I ASEAN ini dihadiri para pimpinan negara ASEAN. Dalam KTT I ini disepakati tentang perluasan kerja sama dengan kerja sama di bidang politik, pertahanan, keamanan, dan intelejen. Selain itu untuk menjamin stablitas dan keamanan kawasan dan intervensi asing maka dikeluarkan Declaration of ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN). Juga disepakati tentang Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in South East Asia), antara lain berisi tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara anggota. Juga dalam KTT I ini disetujui tentang pembentukan sekretariat ASEAN di Indonesia. HR. Dharsono dari Indonesia dipilih sebagai Sekjen ASEAN Pertama.
b. KTT II di Kuala Kumpur
(4 – 5 Agustus 1977) yang lebih memfokuskan pada masalah-masalah hubungan
ekonomi dengan Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
c. KTT III di Manila (14 –
15 Desember 1987).
Dalam KTT III ini berhasil menandatangani Deklarasi Manila, yang isinya antara lain tentang kerja sama dalam segala bidang untuk melawan proteksionisme negara-negara industri dan mengadakan usaha bersama guna menjaga ketertiban, keamanan, dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Dalam KTT III ini berhasil menandatangani Deklarasi Manila, yang isinya antara lain tentang kerja sama dalam segala bidang untuk melawan proteksionisme negara-negara industri dan mengadakan usaha bersama guna menjaga ketertiban, keamanan, dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
d. KTT IV di Singapura (
27 – 29 Januari 1992).
KTT IV ini mempunyai arti penting karena diadakan pada saat yang tepat yakni pada waktu dunia sedang mengalami berbagai perubahan. Perubahan positif tersebut berupa tercapainya persetujuan mengenai penyelesaian masalah Kamboja yang akan membuka kesempatan bagi ASEAN untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara eks Indochina di kawasan Asia Tenggara.
e. KTT V di Bangkok, Thailand (14 – 15 Desember 1995)
f. KTT VI di Hanoi, Vietnam (15 – 16 Desember 1998)
g. KTT VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (5 – 6 November 2001)
h. KTT VIII di Phnom Penh, Kamboja (4 - 5 November 2003)
i. KTT IX di Bali, Indonesia (7 – 8 Oktober 2003)
j. KTT X di Vientiane, Laos ( 29 – 30 November 2003)
k. KTT XI di Kuala Lumpur, Malaysia (12 – 14 Desember 2005).
KTT IV ini mempunyai arti penting karena diadakan pada saat yang tepat yakni pada waktu dunia sedang mengalami berbagai perubahan. Perubahan positif tersebut berupa tercapainya persetujuan mengenai penyelesaian masalah Kamboja yang akan membuka kesempatan bagi ASEAN untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara eks Indochina di kawasan Asia Tenggara.
e. KTT V di Bangkok, Thailand (14 – 15 Desember 1995)
f. KTT VI di Hanoi, Vietnam (15 – 16 Desember 1998)
g. KTT VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (5 – 6 November 2001)
h. KTT VIII di Phnom Penh, Kamboja (4 - 5 November 2003)
i. KTT IX di Bali, Indonesia (7 – 8 Oktober 2003)
j. KTT X di Vientiane, Laos ( 29 – 30 November 2003)
k. KTT XI di Kuala Lumpur, Malaysia (12 – 14 Desember 2005).
KONFERENSI ASIA AFRIKA
Latar Belakang
Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama di belahan bumi Asia Afrika, masih ada masalah dan muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung, bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi maupun kepentingan, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Sovyet. Tiap-tiap blok berusaha menarik negara-negara di Asia dan Afrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung di antara kedua blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan sebutan "perang dingin".
Timbulnya pergolakan dunia disebabkan pula oleh masih adanya penjajahan di bumi kita ini, terutama di belahan Asia dan Afrika. Memang sebelum tahun 1945, pada umumnya benua Asia dan Afrika merupakan daerah jajahan bangsa Barat dalam aneka bentuk. Tetapi sejak tahun 1945, banyak daerah di Asia Afrika menjadi negara merdeka dan banyak pula yang masih berjuang bagi kemerdekaan negara dan bangsa mereka seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di wilayah Afrika Utara; Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan Afrika. Beberapa negara Asia Afrika yeng telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah-masalah sisa penjajahan seperti Indonesia tentang Irian Barat, India dan Pakistan tentang Kashmir, negara-negara Arab tentang Palestina. Sebagian bangsa Arab-Palestina terpaksa mengungsi, karena tanah air mereka diduduki secara paksa oleh pasukan Israel yang dibantu oleh Amerika Serikat.
Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama di belahan bumi Asia Afrika, masih ada masalah dan muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung, bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi maupun kepentingan, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Sovyet. Tiap-tiap blok berusaha menarik negara-negara di Asia dan Afrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung di antara kedua blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan sebutan "perang dingin".
Timbulnya pergolakan dunia disebabkan pula oleh masih adanya penjajahan di bumi kita ini, terutama di belahan Asia dan Afrika. Memang sebelum tahun 1945, pada umumnya benua Asia dan Afrika merupakan daerah jajahan bangsa Barat dalam aneka bentuk. Tetapi sejak tahun 1945, banyak daerah di Asia Afrika menjadi negara merdeka dan banyak pula yang masih berjuang bagi kemerdekaan negara dan bangsa mereka seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di wilayah Afrika Utara; Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan Afrika. Beberapa negara Asia Afrika yeng telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah-masalah sisa penjajahan seperti Indonesia tentang Irian Barat, India dan Pakistan tentang Kashmir, negara-negara Arab tentang Palestina. Sebagian bangsa Arab-Palestina terpaksa mengungsi, karena tanah air mereka diduduki secara paksa oleh pasukan Israel yang dibantu oleh Amerika Serikat.
Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama
bangsa-bangsa Asia Afrika, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin
dikembangkannya pembuatan senjata nuklir yang bisa memusnahkan umat manusia.
Situasi dalam negeri dibeberapa negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih
terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik
devide et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.
Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi menangani masalah-masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangkan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini, sebagaian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika. Keadaan itulah yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika.
Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi menangani masalah-masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangkan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini, sebagaian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika. Keadaan itulah yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika.
Konferensi
Kolombo
Pada awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon
(Srilanka) Sir John Kotelawala mengundang para Perdana Menteri dari Birma (U
Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan
(Mohammed Ali) dengan maksud mengadakan suatu pertemuan infor¬mal di negaranya.
Undangan tersebut diterima baik oleh semua pimpinan pemerintah negara yang
diundang. Pertemuan yang kemudian disebut Konferensi Kolombo itu dilaksanakan
pada tanggal 28 April sampai dengan 2 Mei 1954. Konferensi ini membicarakan
masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama.
Perdana Menteri Indonesia pergi ke Kolombo untuk memenuhi urndangan Perdana Menterl Srilanka dengan membawa bahan-bahan hasil perumusan Pemerintah Indonesia. Bahan-bahan tersebut merupakan hasil rapat dinas Kepala-kepala Perwakilan Indonesia di negara-negara Asia dan Afrika yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Mr. Sunario. Rapat dinas tersebut diadakan di Tugu (Bogor) pada tanggal 9 sampai dengan 22 Maret 1954.
Akhirnya, dalam pernyataan bersama pada akhir Konferensi Kolombo, dinyatakan bahwa para Perdana Menteri peserta konferensi membicarakan kehendak untuk mengadakan konferensi negara-negara Asia Afrika dan menyetujui usul agar Perdana Menteri Indonesia dapat menjejaki sampai dimana kemungkinannya mengadakan konferensi semacam itu.
Perdana Menteri Indonesia pergi ke Kolombo untuk memenuhi urndangan Perdana Menterl Srilanka dengan membawa bahan-bahan hasil perumusan Pemerintah Indonesia. Bahan-bahan tersebut merupakan hasil rapat dinas Kepala-kepala Perwakilan Indonesia di negara-negara Asia dan Afrika yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Mr. Sunario. Rapat dinas tersebut diadakan di Tugu (Bogor) pada tanggal 9 sampai dengan 22 Maret 1954.
Akhirnya, dalam pernyataan bersama pada akhir Konferensi Kolombo, dinyatakan bahwa para Perdana Menteri peserta konferensi membicarakan kehendak untuk mengadakan konferensi negara-negara Asia Afrika dan menyetujui usul agar Perdana Menteri Indonesia dapat menjejaki sampai dimana kemungkinannya mengadakan konferensi semacam itu.
Usaha-Usaha Persiapan Konferensi
Di atas telah diungkapkan bahwa Konferensi Kolombo menugaskan Indonesia agar menjejaki kemungkinan untuk diadakannya Konferensi Asia Afrika. Dalam rangka menunaikan tugas itu Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan melalui saluran diplomatik kepada 18 negara Asia Afrika. Maksudnya, untuk mengetahui sejauh mana pendapat negara-negara tersebut terhadap ide mengadakan Konferensi Asia Afrika. Dalam pendekatan tersebut dijelaskan bahwa tujuan utama konferensi itu ialah untuk membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa Asia Afrika pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan mempromosikan Indonesia sebagai tempat konferensi. Ternyata pada umumnya negara-negara yang dihubungi menyambut baik ide tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya, walaupun dalam hal waktu dan peserta konferensi terdapat berbagai pendapat yang berbeda.
Pada tanggal 18 Agustus 1954, Perdana Menteri Jawaharlal Nehru dari India, melalui suratnya, mengingatkan Perdana Menteri Indonesia tentang perkembangan situasi dunia dewasa itu yang semakin gawat, sehubungan dengan adanya usul untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika. Memang Perdana Menteri India dalam menerima usul itu masih disertai keraguan akan berhasil-tidaknya usul tersebut dilaksanakan. Barulah setelah kunjungan Perdana Menteri Indonesia pada tanggal 25 September 1954, beliau yakin benar akan pentingnya diadakan konferensi semacam itu, seperti tercermin dalam pernyataan bersama pada akhir kunjungan Perdana Menteri Indonesia. Para Perdana Menteri telah membicarakan usulan untuk mengadakan sebuah konferensi yang mewakili negara-negara Asia dan Afrika serta menyetujui konferensi seperti ini sangat diperlukan dan akan membantu terciptanya perdamaian sekaligus pendekatan bersama ke arah masalah (yang dihadapi). Hendaknya konferensi ini diadakan selekas mungkin. Keyakinan serupa dinyatakan pula oleh Perdana Menteri Birma U Nu pada tanggal 28 September 1954.
Dengan demikian, maka usaha-usaha penyelidikan atas kemungkinan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika dianggap selesai dan berhasil serta usaha selanjutnya ialah mempersiapkan pelaksanaan konferensi itu.
Konferensi
Bogor
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdana Menteri peserta Konferensi Kolombo (Birma, Srilanka, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan konferensi di Bogor pada tanggal 28 dan 29 Desember 1954, yang dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara. Konferensi ini membicarakan persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Bogor berhasil merumuskan kesepakatan bahwa Konferensi Asia Afrika diadakan atas penyelenggaraan bersama dan kelima negara peserta konferensi tersebut menjadi negara sponsornya.Undangan kepada negara-negara peserta disampaikan oleh Pemerintah Indonesia atas nama lima negara.
Tujuan Konferensi
Konferensi Bogor menghasilkan 4 (empat) tujuan pokok Konferensi Asia Afrika, yaitu:
1. Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk menjelajah serta memaj ukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga baik.
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdana Menteri peserta Konferensi Kolombo (Birma, Srilanka, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan konferensi di Bogor pada tanggal 28 dan 29 Desember 1954, yang dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara. Konferensi ini membicarakan persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Bogor berhasil merumuskan kesepakatan bahwa Konferensi Asia Afrika diadakan atas penyelenggaraan bersama dan kelima negara peserta konferensi tersebut menjadi negara sponsornya.Undangan kepada negara-negara peserta disampaikan oleh Pemerintah Indonesia atas nama lima negara.
Tujuan Konferensi
Konferensi Bogor menghasilkan 4 (empat) tujuan pokok Konferensi Asia Afrika, yaitu:
1. Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk menjelajah serta memaj ukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga baik.
2. Untuk mempertimbangkan soal-soal serta
hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan negara yang
diwakili.
3. Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme.
4. Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat-rakyatnya di dalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama di dunia.
3. Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme.
4. Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat-rakyatnya di dalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama di dunia.
Peserta
dan Waktu Konferensi
Negara-negara yang diundang disetujui berjumlah 25 negara, yaitu : Afganistan, Kamboja, Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat Tiongkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai Emas (Gold Coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Lebanon, Liberia, Libya, Nepal, Filipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muang Thai), Turki, Republik Demokrasi Viet-nam (Viet-nam Utara), Viet-nam Selatan, dan Yaman. Waktu konferensi ditetapkan pada minggu terakhir April 1955.
Negara-negara yang diundang disetujui berjumlah 25 negara, yaitu : Afganistan, Kamboja, Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat Tiongkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai Emas (Gold Coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Lebanon, Liberia, Libya, Nepal, Filipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muang Thai), Turki, Republik Demokrasi Viet-nam (Viet-nam Utara), Viet-nam Selatan, dan Yaman. Waktu konferensi ditetapkan pada minggu terakhir April 1955.
Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan
Konferensi Asia Afrika dikirimkan kepada kepala pemerintahan 25 (dua puluh
lima) negara Asia dan Afrika. Dari seluruh negara yang diundang hanya satu
negara yang menolak undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African
Federation), karena memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas
penjajahnya. Sedangkan 24 (dua puluh empat) negara lainnya menerima baik
undangan itu, meskipun pada mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian
besar delegasi peserta konferensi tiba di Bandung lewat Jakarta pada tanggal 16
April 1955. Akhirnya Konferensi Asia-Afrika berhasil dilaksanakan pada tanggal
18 hingga 24 April 1955.
Dasasila
Bandung
Yang paling mashur dari hasil konferensi ini
ialah apa yang kemudian dinamakan Dasa Sila Bandung, yaitu suatu pernyataan
politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja
sama dunia. Kesepuluh prinsip itu ialah:
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta
asas-asas yang termuat dalam piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua
bangsa-bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku-suku bangsa dan persamaan semua
bangsa-bangsa besar maupun kecil.
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam
soal-soal dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri
sendiri secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6. a. Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertaha-
nan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu dari negara-negara besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
nan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu dari negara-negara besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi
ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan
politik sesuatu negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan-perselisihan internasional
dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau
penyelesaian hakim atau pun lain-lain cara damai lagi menurut pilihan
pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10.
Menghormati hukum dan
kewajiban-kewajiban internasional.
Konferensi Asia Afrika di Bandung,
telah berhasil menggalang persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Asia
dan Afrika, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun masalah
regional. Konferensi serupa bagi kalangan tertentu di Asia dan Afrika beberapa
kali diadakan pula, seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi Islam
Asia Afrika, Konferensi Pengarang Asia Afrika, dan Konferensi Mahasiswa Asia
Afrika.
Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka, sehingga kemudian lahirlah sejumlah negara merdeka di benua Asia dan Afrika. Semua itu menandakan bahwa cita-cita dan semangat Dasa Sila Bandung semakin merasuk ke dalam tubuh bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka, sehingga kemudian lahirlah sejumlah negara merdeka di benua Asia dan Afrika. Semua itu menandakan bahwa cita-cita dan semangat Dasa Sila Bandung semakin merasuk ke dalam tubuh bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
Jiwa Bandung dengan Dasa Silanya telah mengubah pandangan
dunia tentang hubungan internasional. Bandung telah melahirkan faham Dunia
Ketiga atau "Non-Aligned' terhadap Dunia Pertamanya Washington dan Dunia
Keduanya Moscow. Jiwa Bandung mengubah juga struktur Perserikatan
Bangsa-Bangsa. PBB bukan lagi forum eksklusif Barat atau Timur.
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
Sejarah PBB
Pada
tanggal 25 April 1945, konferensi tentang organisasi internasional dimulai di
San Francisco, dihadiri oleh 50 pemerintah dan sejumlah organisasi
non-pemerintah yang terlibat dalam penyusunan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa. PBB resmi muncul pada 24
Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam PBB oleh lima anggota tetap Dewan
Keamanan-Perancis, Republik Cina, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat-dan
mayoritas lainnya 46 penandatangan. Pertemuan pertama Majelis Umum, dengan 51
negara mewakili, dan Dewan Keamanan, terjadi di Westminster Central Hall di
London pada Januari 1946.
Pada tahun 1919 hingga 1946,
terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang bisa
dianggap sebagai pendahulu PBB. PBB dalam bahasa Inggris adalah United Nations
atau disingkat UN merupakan sebuah organisasi international yang beranggotakan
hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam
hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan
perlindungan sosial. Sejak didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945
sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam
wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan Takhta
Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971.
Hingga tahun 2007 sudah ada 192 negara
anggota PBB. Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki-moon asal Korea
Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
adalah organisasi internasional. Tujuannya adalah memfasilitasi kerjasama dalam
hukum internasional, keamanan internasional, pembangunan ekonomi, kemajuan
sosial, hak asasi manusia, dan pencapaian perdamaian dunia. PBB didirikan pada
tahun 1945 setelah Perang Dunia II untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa, untuk
menghentikan perang antara negara, dan untuk menyediakan platform untuk dialog.
Struktur organisasi PBB
PBB yang terdiri atas 6 (enam) badan
utama dengan susunan keanggotaan dan tugas sebagai berikut.
a.
Majelis Umum (General Assembly)
·
Keanggotaan
Semua negara anggota PBB
adalah anggota Majelis Umum. Sidang Majelis umum terdiri dari seluruh anggota
dan setiap anggota memiliki satu suara. Majelis Umum bersidang sekali setahun.
Sidang luar biasa dilakukan apabila diminta oleh Dewan Keamanan atau sebagian
besar anggota.
·
Tugas dan Wewenang
a)
Membicarakan persoalan-persoalan yang tercantum dalam PBB.
b) Membicarakan segala sesuatu yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan dunia.
c) Memilih anggota-anggota Dewan Ekonomi Sosial, menerima anggota baru, dan mengangkat Sekretaris Jenderal yang mengepalai Sekretariat.
d) Menetapkan anggaran belanja PBB.
e) Memiliki wewenang mengadakan perubahan terhadap pasal-pasal piagam PBB.
b) Membicarakan segala sesuatu yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan dunia.
c) Memilih anggota-anggota Dewan Ekonomi Sosial, menerima anggota baru, dan mengangkat Sekretaris Jenderal yang mengepalai Sekretariat.
d) Menetapkan anggaran belanja PBB.
e) Memiliki wewenang mengadakan perubahan terhadap pasal-pasal piagam PBB.
b. Dewan Keamanan
(Security Council)
·
Keanggotaan Dewan
Keamanan mempunyai anggota 15 negara.
a. Lima
negara anggota tetap (the Big Five) yakni Inggris, Perancis, RRC, Amerika
Serikat, dan Uni Sovyet (Rusia). Kelima negara itu mempunyai hak veto yaitu hak
untuk menolak atau membatalkan suatu keputusan dalam Dewan Keamanan. Hak veto
tidak berlaku apabila masalah yang disidangkan DK menyangkut kepentingan negara
anggota DK.
b. Sepuluh negara anggota tidak tetap (dipilih secara
bergiliran untuk masa tugas dua tahun). Indonesia pernah dipilih menjadi
anggota tidak tetap DK antara tahun 1973 – 1974.
·
Tugas
Tugas dan wewenang DK sebagai berikut.
a) Menyelesaikan perselisihan internasional secara damai.
b) Mengadakan tindakan pencegahan atau paksaan dalam memelihara perdamaian dan keamanan.
c) Memilih hakim-hakim Mahkamah Internasional.
d) Mengawasi wilayah-wilayah sengketa.
a) Menyelesaikan perselisihan internasional secara damai.
b) Mengadakan tindakan pencegahan atau paksaan dalam memelihara perdamaian dan keamanan.
c) Memilih hakim-hakim Mahkamah Internasional.
d) Mengawasi wilayah-wilayah sengketa.
c. Dewan Ekonomi dan
Sosial (Economic and Social Council)
·
Keanggotaan
Pada mulanya keanggotaan Dewan
Ekonomi dan Sosial sebanyak 18 anggota yang dipilih setiap tahun oleh Majelis
Umum untuk masa jabatan tiga tahun. Sekarang anggotanya berjumlah 27. Setiap
tahun 9 anggota Dewan Ekonomi dan Sosial diganti.
·
Tugas
Tugas dan wewenang Dewan Ekonomi dan
Sosial sebagai berikut.
a) Membahas masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan internasional.
b) Memberi saran-saran kepada Majelis Umum atau badan-badan khusus untuk memperhatikan hak-hak asasi manusia.
c) Memberikan bantuan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Ekonomi-Sosial ini dibantu oleh organisasi-organisasi khusus (Specialized Agencies) antara lain:
a) Membahas masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan internasional.
b) Memberi saran-saran kepada Majelis Umum atau badan-badan khusus untuk memperhatikan hak-hak asasi manusia.
c) Memberikan bantuan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Ekonomi-Sosial ini dibantu oleh organisasi-organisasi khusus (Specialized Agencies) antara lain:
a. UNESCO (United
Nations Educational Scientific And Cultural Organization) UNESCO adalah
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB. Tugasnya memajukan
kerja sama antarbangsa melalui bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan dalam rangka penegakan hukum, penegakan hak asasimanusia,
danpenegakan keadilan.UNESCO berdiri pada tanggal 4 November 1946 yang
berkedudukan di Paris, Perancis.
b. UNICEF (United
Nations International Childrens Emergency Fund) UNICEF
adalah Organisasi Dana Perkembangan anak-anak Internasional PBB. Tugasnya
memberikan bantuan dalam rangka menyejahterakan ibu dan anak. UNICEF didirikan
pada tanggal 11 1946 di New York, Amerika Serikat.
c. WHO (World
Health Organization) WHO adalah
Organisasi Kesehatan Sedunia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 7 April
1948 yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Tugasnya meningkatkan kesehatan bagi
semua orang.
d. FAO (Food and
Agricultural Organization) FAO adalah
Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian. FAO berdiri pada tanggal 16 Oktober
1945 yang berkedudukan di Roma, Italia. Tugasnya meningkatkan efisiensi dan
distribusi makanan dan hasil-hasil pertanian ke berbagai pelosok dunia.
e. ILO
(International Labour Organization) ILO
adalah Organisasi Perburuhan Internasional. Organisasi ini didirikan pada
tanggal 11 April 1919 yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Pada tahun 1946
organisasi ini diterima sebagai organisasi khusus dalam PBB. Organisasi ini
bertugas memperbaiki taraf hidup dan aturan perburuhan.
f. IBRD
(International Bank for Reconstruction And Development) IBRD adalah Bank
Dunia untuk Pembangunan dan Perkembangan. Organisasi ini berdiri pada tanggal
27 Desember 1945 yang berkedudukan di Washington, Amerika Serikat.
g. IMF
(International Monetary Fund) IMF adalah Dana
Moneter Internasional. Organisasi ini berdiri pada tanggal 27 Desember 1945
yang berkedudukan di Washington DC Amerika Serikat. IMF bertujuan memajukan
kerja sama di bidang ekonomi, keuangan, dan perdagangan sehingga memperluas
kesempatan kerja.
h. ITU
(International Telecommunication Union) ITU merupakan
Persatuan Telekomunikasi Internasional. Organisasi ini didirikan pada tahun
1865 dan diterima sebagai organisasi di bawah PBB pada tahun 1947. Tujuan ITU
adalah untuk menghimpun kerja sama internasional yang melayani masyarakat
pengguna telepon, telegram, dan radio. Markas ITU di Jenewa, Swiss.
i. WMO (World
Meteorogical Organization) WMO merupakan
Organisasi Meteorologi Sedunia. Organisasi ini berdiri pada tanggal 23 Maret
1950. Organisasi ini bertujuan saling tukar laporan mengenai cuaca dengan
standar internasional. Markas WMO di Jenewa, Swiss.
j. IMCO (Inter
Govermental Maritime Consultative Organization) IMCO merupakan
Organisasi Konsultasi Maritim Antar Pemerintah. Organisasi ini berdiri pada
tanggal 13 Januari 1959. Bertujuan memberi nasihat dan konsultasi guna
memajukan kerja sama antaranggota. IMCO berkedudukan di London, Inggris.
k. UNDP (United
Nations Development Programme) atau
program pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tugasnya
memberikan bantuan, terutama untuk meningkatkan pembangunan negara-negara
berkembang.
l. UNHCR (United
Nations High Comissioner for Refugees)
atau Komisi Tinggi Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa.Tugasnya
melindungi hak-hak pengungsi di seluruh dunia
d. Dewan Perwalian
(Trusteship Council)
·
Keanggotaan
Anggota Dewan Perwalian ini
berimbang antara anggota-anggota yang mengelola daerah-daerah perwalian dan
yang tidak. Dewan Perwalian ini dahulu merupakan bekas daerah-daerah jajahan
musuh Sekutu (Jerman, Italia, Jepang, dan Spanyol) dalam Perang Dunia II yang
lalu.
Kelima negara besar anggota Dewan Keamanan juga merupakan anggota-anggota tetap Dewan Perwalian.
Kelima negara besar anggota Dewan Keamanan juga merupakan anggota-anggota tetap Dewan Perwalian.
·
Tugas
Dewan Perwalian bertugas mengawasi
dan membimbing daerah-daerah yang belum memiliki pemerintah sendiri dan daerah
mandat.
e. Mahkamah Internasional
(International Court of Justice)
·
Keanggotaan
Keanggotaan Mahkamah Internasional
adalah Badan Peradilan utama dari PBB. Mahkamah Internasional terdiri atas 15
hakim dari 15 negara. Anggota ini bertugas selama 9 tahun. Mahkamah
Internasional ini berkedudukan di Den Haag.
Tugas:
1.
Mengadili perselisihan-perselisihan
atau persengketaan antarnegara-negara anggota PBB yang persoalannya diajukan
oleh negara yang berselisih.
2.
Memberikan pendapat kepada Majelis
Umum PBB tentang penyelesaian sengketa antarnegara-negara anggota PBB.
f.
Sekretariat
Sekretariat PBB dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal
yang dipilih oleh Majelis Umum atas usul DK PBB untuk masa jabatan 5 tahun dan
dapat dipilih kembali.Tugas utama Sekretaris Jenderal sebagai berikut:
1.
Melaksanakan tugas-tugas
administrasi PBB.
2.
Menyusun laporan tahunan tentang
kegiatan PBB yang harus disampaikan kepada MU.
3.
Menyiapkan, mengumumkan dan
melaksanakan segala keperluan badan-badan PBB.
4.
Mengajukan kepada DK PBB mengenai
situasi yang menurut pendapatnya dapat membahayakan perdamaian internasional.
Sekretaris Jenderal PBB pertama adalah Trygve Lie dari
Norwegia (1 Februari 1946 – 10 April 1953). Selanjutnya jabatan sekretaris
Jenderal PBB ini secara berturut-turut sebagai berikut.
Ø
Dag Hamarskjold (Swedia), 1953 –
1961
Ø
U Thant (Myanmar), 1961 - 1971
Ø Kurt Wadheim (Austria), 1971 - 1981
Ø Javier Perez de Cuellar (Peru), 1981 – 1991
Ø Boutros-Boutros Ghali (Mesir), 1991 – 1996
Ø Kofi Annan (Ghana),
1997 – 2006
Ø Ban Ki-Moon (Korea
Selatan), 2007- ….
Piagam PBB
Kami
Rakyat PBB memutuskan:
1.
Demi
menyelamatkan keturunan yang akan datang dari bencana perang yang selama hidup
kita telah dua kali menimbulkan kesengsaraan yang tiada taranya bagi
kemanusiaan
2.
Demi
memperteguh kepercayaan pada hak-hak asasi manusia, baik laki-laki maupun
wanita dan bagi segala bangsa besar dan kecil
3.
Demi
membangun keadaan di mana keadilan dan penghargaan terhadap kewajiban-kewajiban
yang timbul dari perjanjian-perjanjian dan lain-lain sumber hukum internasional
dapat dipelihara
4.
Demi
mempertinggi kemajuan masyarakat dan tingkat kehidupan yang lebih baik dalam
alam kemerdekaan yang lebih luas
Piagam Atlantik:
1.
Tidak
melakukan perluasan wilayah di antara sesamanya
2.
Menghormati
hak setiap bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan dan menentukan nasib
sendiri
3.
Mengakui
hak semua negara untuk turut serta dalam perdagangan dunia
4.
Mengusahakan
terbentuknya perdamaian dunia di mana setiap bangsa berhak mendapatkan
kesempatan untuk hidup bebas dari rasa takut dan kemiskinan
5.
Mengusahakan
penyelesaian sengketa secara damai
😉😉😉😉😉😉😊😊😊😊😊😊😉😉😉😉😉😉😊😊😊😊😊
Diambil dari materi Pendidikan Kewarganegaraa oleh Bapak Galih Irawan
Comments
Post a Comment